PENDIDIKAN YANG MEMANUSIAKAN MANUSIA



Pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungan sekitar tempat dimana dia berada.
Dalam pendidikan terdapat tiga hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir), aspek gerak ( psikomotorik ) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan mengekspresikan rasa suka tersebut, perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain.
Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan akan hakekat kemanusiaannya. Maksudnya, pendidikan harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya. Pendidikan berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap manusia untuk mampu mengenal, mengerti dan memahami relitas kehidupan yang ada di sekelilingnya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan manusia mampu menyadari potensi yang ia miliki sebagi makhluk yang berfikir. Potensi yang dimaksud adalah potensi ruhaniyah (spiritual), nafsiyah (jiwa), aqliyah (pikiran) dan jasmaniyah (tubuh). Dengan melakukan proses berfikir manusia akan menemukan eksistensi kehadirannya sebagai makhluk yang telah diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia baik dalam bentuk formal maupun informal. Pendidikan dalam bentuk formal adalah pengajaran, yakni proses transfer pengetahuan atau usaha mengembangkan dan mengeluarkan potensi intelektualitas dari dalam diri manusia. Intelektualitas dan pengetahuan itupun belum sepenuhnya mewakili diri manusia. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge atau peralihan ilmu pengetahuan semata, akan tetapi dengan adanya pendidikan diharapkan peserta didik mampu mengetahui dan memahami eksistensi dan potensi yang mereka miliki.
Di sinilah akhir dari tujuan pendidikan, yakni melakukan proses “humanisasi” (memanusiakan manusia) yang berujung pada proses pembebasan. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa manusia dalam sistem dan struktur soiial mengalami dehumanisasi karena eksploitasi kelas, dominasi gender maupun hegemoni budaya lain. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana untuk memproduksi kesadaran dalam mengembalikan kemanusiakan manusia, dan dalam kaitan ini, pendidikan berperan untuk membangkitkan kesadaran kritis sebagai prasyarat upaya untuk pembebasan.
Jadi yang dimaksudkan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia adalah pendidikan mengantarkan peserta didik menuju kematangan dan kedewasaan rohani dan jasmani sehingga peserta didik dapat menjadi manusia yang benar – benar sempurna ( manusia seutuhnya ) baik dari aspek kecerdasan, emosional, spiritual, sikap,dsb.



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

iqbal adi kumbara mengatakan...

jd yg masih belum bis sekolah belum jd manusia y,.hehe brcanda.
stuju, memng fkta menunjukkan bahwa pendidikan di indonesia masih jauh dr yg d harpkan,.pendidikan hanya bertujuan mencerdskan manusia bukan menjadikan manusia yg sebenarnya,.yaitu berakal,bermoral, dan ber ketuhanan. tak tunggu tulisan mu selanjutnya,.keep semangat menulis.

Khumairanura mengatakan...

Ya pendidikan kan tidak hanya di sekolah, lingkungan luar sekolah kan juga bisa masuk dalam proses pendidikan..
hu um bal,,pendidikan yang ada saat ini cenderung mengarahkan anak menjadi manusia pintar sedangkan nilai - nilai moral kuarang diperhatikan...terlebih lagi sekarang ini kalau anak gak mampu menguasai bidang akademis udah disebut bodoh,,,padahal pintar itu gak hanya dari segi akademis aja to....

bisnis rumahan mengatakan...

setuju pendidikan harusnya tidak menjauhkan manusia dari sifat dasar manusia sebagai manusia yang memiliki bebarap kkarakteristik kemanusiaannya, diantaranya dalah perbedaan dan kekhasan setiap individu

Posting Komentar